Sign up for PayPal and start accepting credit card payments instantly.

Tuesday, October 20, 2009

Warna Untuk Anak

Warna dan anak adalah dua elemen yang tak terpisahkan. Dari bayi, anak sudah mengenal warna. Terbukti, mereka lebih menyukai mainan berwarna primer seperti merah, biru, dan kuning ketimbang yang berwarna pastel.

Beberapa ahli psikologi seperti Hemphill di tahun 1996, Lang di tahun 1993, dan Mahnke di tahun 1996, telah melakukan penelitian mengenai warna dan hubungannya dengan emosi anak. Hasilnya, mereka mengakui memang ada hubungan antara warna dengan emosi anak, walaupun ada beberapa hal yang masih meragukan.


Friday, October 16, 2009

Cerdas Optimal Berkat Stimulasi Dini

Stimulasi pada masa kecil dapat mempengaruhi kemampuan pengetahuan anak dalam mengembangkan aktivitas berpikir mengenai segala sesuatu yang diserap melalui panca indera. "Stimulasi akan menjadikan sel-sel otak menjadi bercabang-cabang. Ini menunjukkan fungsi berpikir otak lebih maksimal," ujar seorang psikiater, dr Caroline MSc SpKj, di Jayapura, Sabtu (10/10).

Ia menjelaskan, fase paling peka dalam pembentukan otak sebagai wadah kognitif atau yang biasa dikenal dengan "golden age" adalah usia satu hingga lima tahun, selain pada saat anak masih di dalam kandungan.

Stimulasi pada periode usia tersebut sangat mempengaruhi luas dan besarnya wadah pengetahuan sehingga menjadikan seseorang memiliki kemampuan berpikir yang luar biasa. Namun, sebaliknya jika wadah pengetahuan tidak pernah mendapat rangsangan, akan menjadi sempit dan kecil sehingga membentuk seorang individu memiliki kemampuan berpikir yang terbatas.


Menarik Garis Tipis antara Menyayangi dan Memanjakan

Menjadi orangtua bukanlah tugas yang mudah. Apalagi tidak pernah ada buku panduan mengenai proses pengasuhan anak yang bisa berlaku sama untuk setiap anak, sebab setiap anak istimewa dalam caranya masing-masing. Hal itu juga yang seringkali membuat orangtua berlebihan mengekspresikan kasih sayang sehingga terkesan memanjakan. Padahal sikap berlebihan semacam itu justru bisa memicu sikap anak yang tidak mandiri dan kurang menghargai orangtua.

Menyayangi dan memanjakan memang memiliki perbedaan yang sangat tipis. Orang tua kerap merasa ingin membantu saat anak terlihat repot sendiri mengerjakan hal yang harus mereka kerjakan tapi tidak tahu caranya. Akhirnya, orangtua yang mengerjakan pekerjaan tersebut.

Misalnya, saat anak terlihat tidak mampu mengikat tali sepatunya sendiri, maka orangtua pun turun tangan dan mengikatkan tali sepatunya. Sekilas, hal itu tampak seperti mendukung anak tapi pada akhirnya malah memanjakan mereka.

Wednesday, October 14, 2009

Waspada Kontaminasi BPA Dari Kertas

Washington, Heboh penemuan bahan beracun dalam bahan plastik yang dikenal dengan BPA (Bisphenol-A) belum lama usai. Kini BPA juga diketahui beredar pada kertas yang biasa Anda dapatkan dari supermarket alias bon kasir.

BPA sendiri adalah bahan yang sangat beracun bagi tubuh. BPA diketahui bisa merusak otak, saraf dan menyebabkan beberapa penyakit seperti jantung dan kanker.


Tuesday, October 6, 2009

Bahaya Tekanan Gula Darah yang Kelewat Rendah

Jakarta, Selama ini orang lebih banyak fokus pada masalah kadar gula darah tinggi (hiperglikemia) karena bisa memicu beberapa komplikasi dalan jangka panjang. Tapi memiliki tekanan gula darah yang rendah juga bisa berbahaya bagi pasien karena bisa menyebabkan dirinya mengalami koma (hilang kesadaran).

Orang yang memiliki penyakit diabetes berisiko mengalami serangan hipoglikemia (tekanan gula darah yang rendah). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti di Inggris, dari 2.000 pasien penderita diabetes tipe 2 hampir 50 persen pernah mengalami gejala hipoglikemia.

Para ahli mengatakan bahwa obat yang biasa digunakan untuk pasien diabetes tipe 2 seperti sulphonylureas bisa memicu hipoglikemia. Survei yang dilakukan terakhir lebih memfokuskan pada serangan hipoglikemia yang kecil atau sedang. Biasanya ditandai dengan perasaan gemetar, berkeringat, perih pada mulut, pusing, perasaan linglung dan jantung berdetak keras.

Telur Bantu Perkembangan IQ Anak


Yogyakarta, Jangan pernah mengabaikan telur dalam makanan anak. Cukup dua butir telur setiap hari dapat membantu perkembangan IQ (intelligence quotient) anak serta mengobati penyakit defisiensi yodium yang banyak diderita murid di daerah pegunungan.

Hal itu diungkapkan ahli gizi Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Gadjah Mada (UGM) Toto Sudargo, SKM, M.Kes, saat memaparkan hasil penelitiannya kepada wartawan, di FK UGM, Bulaksumur Yogyakarta, Senin (5/10/2009).

"Dua keuntungan bila anak-anak kita mau mengkonsumsi telur, dua butir setiap harinya," kata Toto.

Monday, October 5, 2009

Anak Terkena Flek Paru-paru Belum Tentu TBC

Jakarta, Seringkali saat anak menderita flek paru-paru langsung dikaitkan dengan penyakit tuberculosis (TB/TBC). Padahal tidak semua flek yang terlihat pada paru-paru adalah TB.

Istilah flek paru-paru sering kali digunakan, meski dalam dunia kedokteran sendiri tidak ada penyakit bernama flek paru-paru. Hampir semua penyakit yang menyerang atau berhubungan dengan paru-paru akan menimbulkan flek di paru-parunya. Flek itu sendiri berasal dari bahasa belanda yang artinya noda.

Biasanya anak yang mengalami batuk berkepanjangan serta tidak kunjung berhenti disarankan untuk melakukan rontgen. Rontgen ini berguna untuk melihat apakah ada flek atau tidak, serta melihat ukuran dan bentuk dari flek itu sendiri. Namun untuk mengetahui penyebab pastinya harus dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.