Sign up for PayPal and start accepting credit card payments instantly.

Wednesday, January 14, 2009

Hati-Hati Aspartam


Kini bukan lagi pemandangan ganjil jika teman atau kerabat Anda kemana-mana membawa "gula" sendiri. Biasanya gula spesial itu mereka kantongi dalam kemasan khusus mirip wadah permen maupun sachet. Setiap kali bertemu dengan menu makanan atau minuman yang seharusnya berasa manis, mereka minta tolong pada koki, pelayan, atau office boy agar membubuhkan gula khusus itu.

Ya, buat sebagian orang, mengonsumsi gula diet merupakan salah satu cara menjaga agar badan tetap sehat dan langsing. Bahkan, penggunaan gula jenis ini'disarankan bagi mereka yang mengidap penyakit diabetes.

Namun, siapa sangka, aspartam, salah satu zat pemanis buatan yang umum terdapat pada gula diet, bisa menimbulkan efek negatif bila dikonsumsi berlebih dalam jangka panjang.


"Dari penelitian, ditemukan dampak negatif pada sejumlah pengguna aspartam," kata Titi Sekar Indah, ahli gizi Rumah Sakit Pertamina Pusat (RSPP) Jakarta.

Beberapa efek negatif itu, misalnya, memicu gangguan jaringan otak manusia, menimbulkan sakit kepala, kejang-kejang, mati persendian, mual-mual, kejang otot, hingga akibat paling tragis: kematian.

Bahaya untuk ginjal dan otak

Ahli teknologi pangan Institut Pertanian Bogor (IPB) Faisal Anwar bilang, penggunaan aspartam berpeluang menimbulkan kerusakan ginjal. Pasalnya, aspartam adalah kombinasi dari dua asam amino, asam aspartat dan fenilalanin. Seperti protein pada umumnya, asam-asam amino tersebut harus mengalami metabolisme di dalam tubuh.

Penguraian protein itu merupakan tugas ginjal. "Apabila terlalu banyak dan terlalu sering mengonsumsi aspartam, ginjal akan kecapaian dan bisa mengalami kerusakan, sehingga timbul penyakit ginjal," tutur Faisal. Padahal, ginjal berfungsi menyaring semua zat-zat yang berbahaya bagi tubuh. "Jika ginjal rusak, kinerja tubuh akan berkurang, sehingga tubuh akan semakin mudah terserang penyakit," jelas Faisal.

Spesialis gizi klinik Medikal Plaza Internasional Klinik, Samuel Oentoro menimpali, penggunaan aspartam bisa merusak otak, hingga akhirnya timbul tumor otak. "Bahan-bahan kimia penyusun aspartam bisa merusak sel-sel otak," kata Samuel.

Bahan perusak otak tersebut adalah fenilalanin. Zat ini mempunyai peranan sebagai pengantar atau penyampai pesan pada sistem saraf otak. Bila tidak disaring melalui ginjal, fenilalanin pada aspartam bisa berubah menjadi racun yang merusak sistem saraf otak.

Meski begitu, para ahli kesehatan juga sepakat bahwa aspartam tidak berbahaya apabila dikonsumsi dalam takaran yang pas. Dosis yang aman adalah 40 miligram (mg) per kilogram (kg) berat badan. Contohnya, seseorang berbobot tubuh 50 kg hanya boleh menenggak aspartam maksimum 2.000 mg (2 gram) sekali asup.

Namun, takaran tersebut, bisa dibilang cukup minim dan sulit dipatuhi. Maklum, bagi kebanyakan lidah takaran itu kurang membawa rasa manis. "Padahal, bila menjadi kebiasaan dan dikonsumsi terus menerus dalam jangka panjang, dampak negatif tadi bisa muncul," tugas Samuel.

US Food and Drug Administration, (FDA) menetapkan aspartam sebagai zat pemanis buatan paling aman sejak 1981. Di dalam negeri, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) juga menyatakan bahwa aspartam aman dikonsumsi bagi kesehatan.

Ah, tampaknya, sikap hati-hati tetap menjadi pengaman yang mujarab. (Adi Wikanto)

Source : www.kompas.com

No comments:

Post a Comment